Demi Orang Terkasihku

Oleh Nuraini Ahwan. 

Demi orang terkasihku, jangan permainkan jiwa dan pikiran ini dengan berita yang kau bawa. Sebentar khabar gembira sebentar khabar sedih yang kau berikan. Jiwaku tak sekokoh ragaku kali ini. Meski tubuhku mampu melangkah, tapi jiwaku seakan tak bisa senada dengan kekuatan ragaku.

Begitu juga dengan telaga air mataku. Tak lagi sekuat dulu untuk menahan luapannya. Aku tak mampu membendung hingga meluap, membanjiri raga ini.

Ketika ku pandang buah hati terkasihku ..

Yang lagi menampakkan wajah gelisah, resah dan memendam semangat yang membara, membuat hati ini terasa teriris. Perih dan pedih hingga membuat telaga bening meluap, membasahai mukena yang menutup sekujur tubuhku. 

Buah hati terkasihku, semesta kecilku, 

Dalam semangatmu ada doa dari orang yang tak mampu bertahan tanpamu. Dari orang yang berharap, disetiap denyutan jantung, desiran darah, desahan napas,  setiap gerak laku dan raga adalah doa tulus untukmu duhai buah hatiku, semesta kecilku  penyejuk jiwaku, penyejuk pandanganku.

Demi orang terkasihku, buah hatiku, maka jangan lagi permainkan perasaan dan membuatku bertanya dengan kalimat -kalimat yang kau sampaikan. Jangan membuatku berpikir lagi pada saat kemampuanku berpikir tak lagi setajam dulu.

Demi buah hatiku yang sedang berjuang,....meniti dan manata masa depannya, jangan lagi permainkan pikiran dan perasaanku. 

Aku berharap, doaku, doa orang orang terkasih, doa kerabat dan sahabat yang tulus ikhlas buat kekasih hatiku, penyejuk pandanganku, kiranya diijabah Allah SWT.

Demi penyejuk pandanganku, jangan lagi membuat ku berpikir karena aku tak secerdas  dulu.

Lombok, 8 Nopember 2020

Komentar

Posting Komentar