Apakah Hanya Ini, Ibu

Oleh Nuraini Ahwan

Bulan Ramadhan adalah bulan penuh berkah. Satu bulan yang ditunggu-tunggu oleh segenap kaum muslimin dan muslimat. Baik tua maupun muda, termasuk anak-anak kecil yang belum kuat untuk ikut berpuasa. Bulan yang dimanfaatkan oleh ibu-ibu menyuguhkan hidangan berbuka yang lain dari hari-hari biasanya. 

Sebenarnya bukan berniat berlebihan dengan menyuguhkan hidangan beraneka ragam pada bulan Ramadhan tetapi karena bulan ini banyak bedanya dari hari-hari biasa. Perbedaan itu terutama pada kebersamaan dengan seluruh anggota keluarga. Hari-hari biasa, jarang ada makan bersama karena jam pulang kerja berbeda. Jadi siapa pulang lebih awal yang makan lebih awal. Pada bulan Ramadhan, semua anggota keluarga makan bersama-sama. Sholat pun berusaha untuk dilaksanakan secara berjamaah. Ini adalah moment tak terlewatkan dan tak terlupakan dalam ingatan. Moment makan dan menyiapkan makanan untuk keluarga juga merupakan sesuatu yang menyenangkan bagi ibu-ibu. 

Apa lagi jika mengingat buah hati ketika masih kecil, masih usia anak-anak. Ia rela menunggu ibunya memasak dan menghidangkan makanan. Duduk di dekat makanan berlama-lama menunggu saat berbuka padahal makanan sumber penggoda bagi anak-anak. 

Masih segar dalam ingatan, ketika buah hati duduk di dekat makanan dan sebentar-sebentar bertanya tentang kapan berbuka, "Kapan berbuka, Ibu?"ucapnya berkali-kali. Maklum saja saat itu buah hati masih belajar puasa . Masih usia taman kanak-kanak, kelas nol besar. Sudah dilatih puasa meskipun belum penuh satu hari. Kelas 2  sekolah dasar, puasanya sudah full satu bulan tentu dengan hadiah sebagai pemancing di awal ia berpuasa penuh dan full satu bulan. 

Ada pertanyaan yang selalu ia ucapkan ketika melihat hidangan yang sudah tertata sebelum berbuka. Pertanyaan itu bahkan ia masih ungkapkan meskipun ia sudah SMA. Pertanyaan tentang menu. "Hanya ini makanannya, Ibu?" Ia tidak makan semuanya, tetapi mungkin senang saja melihat jika banyak yang disuguhkan.  Mungkin dilihatnya indah, berjejer. 

Pertanyaan itu kadang saya rindukan. Kini buah hati tidak bertanya lagi pada bulan Ramadhan ini. Sudah dua hari puasa, pertanyaan itu tidak muncul. Seiring dengan usianya yang beranjak dewasa dan kini sudah menjadi abdi negara, ia menerima saja apa yang dihidangkan. Bahkan ia tidak makan seperti biasanya ia makan. Ia sudah bisa mengatur pola makan. Tidak makan seperti balas dendam ketika berbuka. 

Sang buah hati tak berkata lagi, "Hanya ini, Ibu."

Lombok, 14 April 2021

Komentar

Posting Komentar