Siapa yang Bersungguh-Sungguh, Ia akan Menemukan.

Oleh Nuraini Ahwan

(Dokumen diambil dari YouTube) 


Dua malam tak bersamamu untuk berbuka, dua dini hari tak bersamamu santap sahur dan dua malam pula tidak ada yang usil mengganggu pulasnya ayah dan ibu dibuai malam. Dua malam pula tak ada yang datang ke setiap kamar sekedar mengingatkan kami untuk segera berkomunikasi kepada Sang Khalik. Buah hati ayah dan ibu, si Bungsu yang kini sudah berada di usia 18 tahun,  6 bulan 22 hari. 

Di usiamu yang masih tergolong muda, baru saja menyelesaikan jenjang pendidikan , berbekal ijazah SMA, Allah SWT memberikanmu amanah dan tanggung jawab besar untuk menjadi abdi negara. Untuk menjadi seorang abdi negara melewati perjuangan yang luar biasa berat sehingga ini juga merupakan pencapaian yang luar biasa. Allah SWT Maha Mengetahui. Siapa yang bersungguh-sungguh. "Man Jadda Wajadda" Siapa yang bersungguh-sungguh maka ia akan menemukan, siapa yang bersungguh-sungguh maka maka ia akan dapat. "

Seperti itulah, di usiamu yang memasuki usia 18 tahun kala itu, terlihat bagaimana kesungguhan hatimu meraih apa yang menjadi impianmu, impian yang diridhai ayah dan ibu. Tahap demi tahap engkau lalui dengan ikhlas dan sabar. Setiap jalan yang engkau lalui selalu diawali dengan meminta  doa ibu dan ayah. Setiap akhir dari tahapan yang engkau lalui selalu engkau serahkan pada Sang Pemilik Hidup. Dengan tak lupa engkau katakan, "Apa pun hasilnya nanti, Ibu terima, ya!. Ibu jangan marah. " Seperti itulah kalimat keberpasrahanmu pada Sang Penentuan Nasib. 

Memasrahkan hati dan diri pada Allah SWT adalah jalan terbaik ketika dihadapkan pada ujian hidup termasuk ujian memasuki dunia kerja atau ujian dalam meraih cita-cita. Setelah berusaha sungguh-sungguh. 

"Siapa yang keras terhadap hidupnya, maka hidup akan lunak kepadanya tetapi siapa yang lunak terhadap hidupnya, maka hidup akan keras kepadanya."  (Much.Khoiri).

"Man Jadda Wajadda." Begitulah yang dilakukan putra bungsu ketika menjalani tahap demi tahap untuk menjadi abdi negara. Betapa keras latihannya sampai tak memperdulikan tangannya laksana tangan pekerja kasar. Tangan yang keras dan luka. Tak menghiraukan peluh yang membasahi sekujur tubuhnya. Panas terik dirasakan sejuk, sesejuk keinginanya meraih cita. Menahan makan demi memperoleh badan dengan berat yang ideal. Berdiam dan berlama-lama menghadapNya, memohon dan meminta. Berkeluh kesah dan menyerahkan kepadaNya segala harapan. 

Man Jadda Wajadda, kini membuatmu berada di titik ini. Titik yang diimpikan juga oleh banyak orang. 

Di Ahad pada bulan Ramadhan ini, kami kembali mengantarmu  memenuhi kewajiban dan tanggung jawabmu yang lahir dari pilihan yang ibu dan ayah ridha dan engkau juga suka pilihan itu. Ahad, 18 April 2021 kami melepasmu, berangkat ke tempat di mana engkau akan ditempa menjadi abdi negara yang mampu mengayomi masyarakat.  Berangkatlah sayang..... Semoga engkau menjadi abdi negara yang sholeh, amanah, berhati lembut , membuat bangga ibu dan ayah, selalu menjadi penyejuk pandangan dan hati ibu dan ayah. 

Keberhasilanmu di titik ini merupakan berkah Ramadhan meskipun tak berbuka dan sahur bersamamu. Semoga Allah SWT memberikan kekuatan, ketabahan dan kemampuan dan selalu menjadikanmu pribadi yang ikhlas menjalani semua proses di tempat di mana engkau ditempa. 

Ya Allah, ketika hamba tak melihat sang buah hati, Engkau Yang Maha Melihatnya.

Ketika hamba tak mampu mengawasi, hamba serahkan pengawasannya kepadaMu

Ketika hamba tak mampu menghiburnya ketika lelah, maka Engkau yang mampu menghapus rasa lelah itu. 

Ketika hamba tak mampu mengusap air mata kelelahannya, Engkau mampu melakukannya Ya Rabb.

Ketika hamba tak mampu memeluk dan mendekapnya dengan pelukan dan dekapan kasih sayang , maka kasihi dan sayangi ia, Ya Allah.. 

Ya Rabb.... Hamba serahkan perlindungan, penjagaan, pengawasan buah hati hamba kepadaMu. Lindungi dan bimbinglah buah dalam setiap langkahnya. 

Ridhailah buah hati hamba sebagaimana ibu dn ayahnya ridha kepadanya. 

Lombok, 20 April 2021

Komentar