Titik Buntu Sebuah Hubungan
Oleh Nuraini Ahwan.
Nah, ini yang belum dipahami sehingga timbulnya kebuntuan rumah tangga yang dijalani oleh si Y dengan Si A. Mereka sudah dikarunia dua anak laki-laki yang kini sudah tergolong dewasa. Anak pertamanya bahkan pernah menikah dan bercerai. Pernikahannya hanya bertahan seumur jagung. Anak keduanya sudah tamat SMA yang sedang giat-giatnya mencari kerja. Gagal di tempat yang satu, ia cepat mencoba di tempat yang lain.
Peliknya memang, hubungan rumah tangga si Y dan si A. Komunikasi dalam rumah tangganya sepanjang usia pernikahannya sepertinya bertahan karena keluarga. Pasangan suami istri ini adalah sepupu. Dengan demikian, ketika rumah tangga mereka mengalami masalah, maka hebohlah anggota keluarga yang lain. Letak rumah mereka dengan orang tua masing-masing berdekatan bahkan satu halaman. Saudara-saudara juga tinggal di sekitar rumah mereka sehingga semua bisa menjadi spion, alat rekam dan kamera ketika ada hal baik terlebih lagi jika ada hal buruk dari rumah tangga ini. Berita buruk merupakan santapan untuk segera dilahap.
Rumah tangga si Y dan si A yang sudah dikarunia 2 orang putra ini, tak henti-hentinya dilanda masalah hingga akhirnya si Y memutuskan untuk merantau ke Luar Negeri. Ia menjadi TKI dengan maksud ingin mengubah nasib keluarganya. Akan tetapi rupanya si Y lupa akan janjinya atau mungkin nasibnya kurang beruntung. Ia tidak menghasilkan sesuatu yang menurut pengamatan tidak seperti TKI yang lainnya. Kemungkinan berikutnya adalah si Y tidak benar-benar serius di negeri orang, ia ada main dengan wanita lain. Lagi-lagi ini spion yang berkata. Bukan spion dekat namun spion jarak jauh.
Ketidakseriusan si Y membuat rumah tangga mereka tak berubah secara ekonomi dari hasil jerih payahnya. Ini lagi-lagi pengamatan dari luar. Sifat dan bagaimana watak asli si A dalam menghadi suaminya (si Y) juga tak begitu diketahui orang lain. Yang tahu hanyalah si Y suaminya. Semua yang ada di rumahnya, motor dan alin sebagainya yang dibelikan untuk dua putranya adalah hasil usaha istrinya (si A). Ini juga menurut pandangan orang dan dari satu pihak.
Akhirnya rumah tangga mereka putus. Tidak bisa diselamatkan. Akan tetapi karena cinta yang begitu kuat dari istri pada suaminya, ia menyusul menjadi TKW. Dua anaknya diserahkan untuk diurus kebutuhannya pada nenek dan kakeknya. Neneknya sudah tua renta membuat prihatin ketika melihat kesehariannya. Nenek dann kakeknya sudah merasa sedih dan terpukul melihat rumah tangga anaknya. Setiap ada permasalahan pasti akan melibatkan keluarga besarnya. Ini kadang membuatnya tak keluar dari rumah. Mereka seakan malu keluar rumah.
Menjadi kasihan dua anaknya yang tak tentu ke mana akan mencari makan. Ke neneknya? Ke bibinya? Atau makan di luar jika ada kiriman uang dari orang tuanya. Rumah orang tuanya menjadi ajang kumpul para remaja. Bisa dibayangkan, bagaimana berantakan rumah yang ditinggalkan oleh suami istri.?
Banyak cerita, banyak informasi yang saat ini dengan cepat bisa sampai. Tidak ada jarak, tidak ada tembok, tidak ada yang bisu. Barang elektronik bisa berbicara. Ini juga bisa menjadi mata-mata bagi banyak orang.
Pemanfaatan media sosial yang tidak tepat adalah sebagai ajang penyebar fitnah, provokasi, dan ajang curhat bagi pasangan suami istri. Seringkali istri mengeluhkan kondisi keluarganya di media, sehingga ribuan manusia bisa menyaksikan. Begitupun sebaliknya, suami mengeluhkan atas sikap istri kepada semua pembaca. Mereka tidak menyadari bahwa apa yang diluapkan itu adalah aib yang seharusnya diselesaikan dan ditutup rapat. Yang demikian ini sama halnya dengan membuka keburukan dan kegagalan dalam keluarganya. Hal ini tentu menjadi perhatian bersama terutama bagi pasangan suami istri. Allah menggambarkan dalam Al-Qur’an bahwa pasangan suami istri ibarat pakaian.
Syaikh Jalaluddin dalam Tafsir Jalalain menjelaskan, setidaknya ada tiga makna pakaian;
Pertama, sebagai bentuk kedekatan pasangan. Pasangan suami istri diibaratkan seperti pakaian dari sisi kedekatannya. Pakaian selalu menempel dengan kulit. Tidak ada jarak yang memisahkan keduanya. Maka dalam rumah tangga seharusnya ada rasa saling percaya, transparansi, tanggung jawab, dan saling setia.
Kedua, saling merangkul. Sebagaimana umumnya, merangkul adalah aktivitas yang menunjukkan adanya rasa sayang, memiliki, bahagia, suka, dan tempat bersandar. Begitulah semestinya pasangan suami istri. Ada rindu jika jauh, ada kedamaian jika berada di sisi. Mereka adalah dua insan yang saling menghangatkan baik di kala suka maupun duka. Tempat bersandar di tengah kesedihan yang melanda.
Ketiga, saling membutuhkan. Sebagaimana telah disebutkan di atas, bahwa dalam rumah tangga ada hak dan kewajiban. Keduanya harus memiliki sikap responsif terhadap pasangan. Dalam hal ini pasangan suami istri berperan sebagai partner dalam menjalani kehidupan. Saling membantu, saling menopang, saling meringankan dan sebagainya.
Makna pakaian bagi pasangan suami istri yaitu saling menutupi keburukan di antara keduanya
Hanya menonton drama yang di pertontonkan oleh orang tuanya.
Bagaimana dengan orang tuanya yang sudah renta? Ayahnya hanya mengatakan, "Ayah sudah tua, tidak kuat lagi berpikir, selesaikan saja bagaimana baiknya. "
Si A, katanya sudah tidak kuat lagi melihat kelakuan suaminya. Sementara suaminya tetap tak mau berubah dan hanya diam tak ada kata yang keluar menindaklanjuti kemauan istrinya untuk berpisah. Eee.... Memang ia sudah berpisah jarak... Maksudnya berpisah secara hubungan pernikahan alias bercerai.
Ada whatsapp masuk rupanya ke handphone milik si Y. Rupanya chat melalui WA adalah dari orang yang sudah lelah dengan laporan tentang si Y. Dari segala sumber media sosial yang membuatnya menjadi ikut turun tangan.
Orang tua adalah contoh langsung untuk anak-anak. Buat apa orang tua mengejar kebahagian sendiri sementara anak-anaknya entah seperti apa. Ini namanya orang tua yang egois. Kebahagian orang tua yang hanya sesaat, sementara anak akan berjuang dalam umurnya yang masih panjang. Masa depan yang menantinya.
Banyak orang tua yang tak memikirkan kebahgiaan dirinya yang penting anak anaknya bahagia. Lalu bagaiamana dengan anda?
Sudahkah berpikir tentang kebahgiaan orang tua anda, yang kondisinya kian renta. Ayah yang tulangnya kini hanya dibalut kulit, yang menetes akan air mata karena ulah anaknya? Pernahkah berpikir tentang ibu yang tubuhnya mulai bongkok, tertatih-tatih menyiapkan kebutuhan anaknya? Pernahkah terpikir seorang ibu tua renta yang menahan tangisnya agar tidak keluar air matanya? Ibu yang takut menangis karena kalau sampai air matanya menetes maka dosa besar bagi si anak yang telah membuat sedih ibu yang melahirkannya.
Kebahgiaan yang anda cari saat ini hanya sesaat. Meski dipikir mana baik buruknya. Mungkin akan lebih bagus mengorbankan kebahagiaan sendiri demi kebahagiaan anak anak dan orang-orang yang mungkin masih anda cintai dan mencintai anda.
Bertaubatlah, dan sadarlah karena anda hidup di masyarakat yang tentunya punya penilaian terhadap anda dan keluarga. Di mana letak akal dan pikiran, ada anak, ada istri, orang tua yang sudah renta, bersaudara, di mana letak hati nurani, tak bisakah mengubah kelakuan, agar tidak terus-terusan membuat orang tua malu.
Kaget saja membaca balasan chat dari si Y. Chat yang baru kali ini dibalas dari chat yang jumlahnya sudah ratusan.
"Siapa yang tahan dengan perempuan cerewet, tidak percaya pada suami. Setiap marah selalu mengungkit masalah uang yang dipakai suami. Semua yang ada di rumah diklaim sebagai hasil jerih payahnya. Saudaranya selalu ikut campur. Apakah saya harus bersimpuh di kaki istri, baru keluarga percaya bahwa saya sayang ibu dan bapak. Diam di rumah, dikatakan makan gaji istri yang banting tulang menjadi TKW. Keluar rumah dikatakan cari perempuan lain. Sementara ada sangkutan hutang tidak mau ditanggung bersama. Hutang, katanya menjadi urusan suami. Lalu apa yang harus saya lakukan? "
Inilah titik buntu dari sebuah hubungan akibat komunikasi yang tak harmonis dan media sosial yang tak digunakan secara bijak. Baik oleh sang suami maupun sang istri.
Sumber: https://islam.nu.or.id/post/read/99082/makna-ayat-suami-istri-adalah-pakaian-bagi-pasangannya
Lombok, 14 April 2021.
Betul sekali
BalasHapusMengangkat masalah dalam rumah tangga. Keren Bun . bisa di bikin Cerbung (Cerita Bersambung )
BalasHapus