Tidak Bertanya, Menyesal di Penghujung

Oleh Nuraini Ahwan. 

Hari ini langit sangat cerah. Matahari sudah panas meskipun jarum jam menunjukkan waktu masih sangat pagi. Saya bergegas berangkat sekolah dengan mengendarai sepeda motor kesayangan si pink. Si pink sarat dengan barang bawaan. Tas ransel menempel di punggung. Setumpuk administrasi tergantung pada tubuh si pink. Ada juga makanan yang saya bawa buat sarapan teman yang kebetulan tidak sempat sarapan di rumah. 

Ada agenda tambahan hari ini yang akan saya selesaikan. Usai membersihkan ruangan dan beberapa tempat di sekolah, saya rencana akan ke puskesmas untuk periksa kesehatan. Mengingat beberapa hari ini saya ada keluhan di lutut dan jari-jari tangan. Tak lama setelah selesai membersihkan, saya langsung menuju puskesmas terdekat dari sekolah. 

Tiba di loket pendaftaran, saya memencet tombol bertuliskan pendaftaran dengan terlebih dahulu saya oleskan handanitiser di tangan. Cretttt.... Keluar urutan antrean nomor 048. Lama menunggu sambil memperhatikan lalu lalang orang yang membutuhkan pelayanan di puskesmas. Langkah tua tertatih-tatih berpegangan pada selasar yang dipasang pihak puskesmas. Ada langkah terseok-seok dipapah oleh sang buah hatinya. Saya berpikir bahwa saya akan seperti itu pada masanya nanti. Semoga buah hati saya nanti akan memperlakukan  saya dengan baik. 

"Antrean 048 menuju loket 2,"..suara panggilan sangat merdu terdengar dari pengeras suara. Saya bergegas menuju loket 2 sembari mengeluarkan kartu putih hijau atau kartu BPJS dengan dibarengi kartu antrean. Menunggu dengan sabar dari awal tiba sampai di depan loket 2.

" Ibu tidak bisa menggunakan kartu BPJS ibu di sini. Silahkan ibu ke paskes di mana kartu ibu didaftarkan. Lihat saja ini, sistem menolak langsung. Ibu sudah 3 kali mendapat  pelayanan di sini."ucap petugas sambil menujukkan layar komputer ke arah saya. Petugas ingin menunjukkan penolakan tersebut yang secara otomatis bekerja. 

Saya terdiam sejenak, lalu saya sedikit menyampaikan mengapa saya ke puskesmas tersebut. Saya mengatakan bahwa paskes saya memang bukan di puskesmas ini. Saya tidak tinggal di wilayah pelayanan puskesmas ini hanya tempat tugas lebih dekat dari puksmas. Saya hanya bertugas di samping puskesmas. Jadi saya memeriksa kesehatan sekalian saya menjalankan tugas. Tidak ada gunanya akan berdebat panjang. Memang aturan seperti itu. 

Jadi,...saya kembali ke sekolah dengan memendam pertanyaan. Bagaimana jika kitab bepergian jauh misalnya ke luar daerah. Lalu di sana kita sakit atau kurang sehat dan ingin berobat. Apakah kita harus balik  mencari paskes di mana kartu kita didaftarkan untuk sekedar ingin berobat? Ini pertanyaan dari saya yang fakir pengetahuan tentang ini. 

Akhirnya...sudah lama antre, ujung-ujungnya gagal. Andai saja  saya bertanya duluan. Mungkin saya tidak akan berlama-lama menunggu, padahal banyak pekerjaan yang harus diselesaikan di sekolah. 

Tidak bertanya di awal, menjadi menyesal di penghujung antrean. 




Komentar