Gara-Gara Facebook, Kepo

Hari kedua puasa,  berbagi tulisan yang berjudul,"Ibu Harus Kuat." Tulisan ini intinya memberikan semangat kepada ibu yang ditinggal ayah sekitar dua bulan setelah puasa tahun lalu. Puasa tahun ini adalah puasa pertama ibu, tanpa ayah. 

Tulisan ini juga ada ajakan kepada kita yang masih punya orang tua utuh, maupun salah satunya, untuk memberikan perhatian lebih, mengurus dan merawat orang tua kita masing-masing. 

Selagi masih ada orang tua, lebihkan perhatian kepada orang tua, dukung dan rawat sebaik-baik perawatan. Karena jika sudah kehilangan orang tua, penyesalan tiada guna. 

Kata orang tua, 

Anak adalah obat orang tua. Kedatangan anak adalah obat kerinduannya, telepon anak adalah obat kangennya,   melihat foto anak adalah obat penglihatannya, suara anak adalah oksigen baginya. (Konten ini telah tayang di Kompasiana.com dengan judul "Ibu Harus Kuat", Klik untuk baca:https://www.kompasiana.com/nurainiahwan6423/641e35084addee3697728892/ibu-harus-kuat?page=2&page_images=1 Kreator: Nuraini Ahwan

Hari ketiga puasa, saya ingin menulis tentang rencana saya berkunjung ke rumah ibu. Jarak tempuh dari rumah ke tempat ibu sekitar 45 menit bagi perjalanan perempuan dengan mengendarai sepeda motor. Jika perjalanan laki-laki bisa ditempauh dengan waktu sekitar 30 menit.  Hari kedua puasa,  saya sudah menelepon ibu dan berjanji akan pulang keesokan hari. Rencana kepulangan akan saya tulis sebagai kenangan.

Usai sholat taraweh di masjid, saya membuka handpone melihat pesan masuk di whatsaap grup keluarga, ada dua pesan masuk selain saling menunjukkan menu buka puasa. Saya beralih membuka  media sosial lainnya yakni facebook. Ada notifikasi bertulis angka dengan tulisan merah. Ada enam notifikasi yang menandai saya. Facebook milik adik laki-laki yang paling bungsu. 

Jemari saya dengan lincahnya membuka notifikasi tersebut lalu mengarah langsung ke facebook milik adik bungsu. 

Facebook suka kepo, ya....atau facebook paling peduli,ya!

Suka bertanya, "Apa yang anda pikirkan?"

Adik bungsu saya membagikan kenangan lima tahun yang lalu disertai foto kebersamaan saya dengannya pergi ke kebun memetik buah kepundung. Kalimat pertanyaan ditujukan kepada saya,"Apa mungkin bisa seperti ini?"https://www.facebook.com/SaharudinR.Alsen






Mungkin adik bertanya karena sekarang ayah tidak ada. Saya hanya menjawab dengan kalimat sebagai curahan hati saya.

"Hanya air mata yang menjawab pertanyaan adik. Ayah yang selama ini ada buat kita. memberitahu kita, bertanya pada kita,"Apakah kalian mau makan buah kepundung putih yang manis?" Kini, tidak ada lagi yang bertanya begitu. Terbayang kaki ayah yang kokoh menjejak bumi, melintasi pematang sawah yang licin. Itu semua sudah tidak ada. Hanya air mata.  Apakah bisa seperti itu lagi kanda Nuraini Ahwan?"

Hari ketiga puasa,.....

Facebook membangunkan kenangan lama....sehingga maksud hati akan menulis rencana kepulangan beralih menjadi menulis kenangan yang dimunculkan kembali oleh facebook. 
Terima kasih facebook telah menyimpan kenangan kami,  meskipun ....suka kepoin 


Lombok, 25 Maret 2023


Komentar

  1. Terasa seperti mimpi, tdk percaya klo bapak akn meninggalkan kita secepat ini, kanda...!!! Teruslah membuat goresan kenangan bersama almarhum untuk kami🙏😢

    BalasHapus

Posting Komentar