Postingan

Menampilkan postingan dari Februari, 2021

Sehari Yang Tak Terlupakan

Gambar
 Oleh Nuraini Ahwan. Kamis, 11 Februari 2021, hari yang tak terlupakan bagiku. Aku menulis semua yang terjadi di hari itu. Mulai dari aktivitas rutinku secara kedinasan sampai pada peristiwa yang membuatku menorehkan luka di hati. Melangkahkan kaki di pagi itu dengan sekian rencana yang sudah disiapkan dari awal. Memikul ransel yang ringan tanpa ada   lattop   di dalamnya seperti biasanya. Ransel kosong yang tak membuat punggung ku nyaris bungkuk seperti setiap harinya. Ini sengaja aku lakukan pagi itu mengingat ada rencana  berikutnya setelah ke sekolah. Bagaimana keadaan inaq, mbak? tanyaku pada anakku yang paling besar, Rabu malam.  Inaq adalah bahasa sasak yang artinya ibu. Anakku memanggil inaq (ibu) pada kakakku karena dialah yang merawat anakku sejak masih bayi. "Inaq keadaannya semakin memburuk, ia tak mau makan lagi." ujar anakku malam itu. Hari itu aku tak sempat pulang. Mendengar jawaban anakku, aku pun merencanakan sejak malam untuk per...

Dia Ibuku juga Ibu Anak-Anakku

Gambar
Oleh Nuraini Ahwan Usianya kini tidak muda lagi. Selisih umurku dengannya berkisar 4 atau 5 tahun lebih tua dariku.  Aku tidak ingat betul tentang berapa umurnya. Ibu dan bapakku juga tak mengingat tanggal berapa ia lahir. Ketika aku tanyakan pada ibu atau bapakku berapa umurmya, beliau berdua tidak tahu persis. Beliau hanya mengatakan bahwa ia dulu lahir bulan maulid. Tentu saja aku bingung karena bulan maulid datang setiap tahun. Lalu tahun berapa ia lahir? Apalagi jika aku bertanya tanggal berapa, kedua orang tuaku hanya mengatakan selisih umurku kira-kira 4 atau 5 tahun. Tanggalnya beliau lupa, sedangkan harinya beliau ingat. Menurut beliau tanggal lahirnya dulu dicatat di dinding rumah. Waduh, aku jadi tambah bingung. Dinding rumah orang tuaku dulu terbuat dari bedeq. Hingga saat ini sudah sekian kali pergantian. Dulu bedeq sekarang tembok. Rupanya tanggal lahir tak begitu penting bagi orang tuaku dulu.  Umurnya lebih tua lima tahun dariku. Aku lebih condong mengatakan se...

Hari Ahad yang Tersandra

Gambar
Oleh Nuraini Ahwan Ahad, hari yang ditunggu untuk mengurus dan menyenangkan seluruh anggota keluarga. Bisa menyenangkan dengan memasakkan masakan kesukaannya, mengajak bermain, maupun mengajaknya pergi bertamasya. Tetapi untuk seorang ibu yang bekerja di kantoran atau berprofesi sebagai PNS, bisa jadi tidak semua hari Ahad   dipergunakan untuk bersama keluarga. Selalu ada saja hari Ahad  diisi dengan menyelesaikan pekerjaan kantor atau pekerjaan sekolah. Jika ada tugas yang menuntut segera diselesaikan, maka anggota keluarga harus ikhlas hari Ahad mereka terganggu. Toh juga hasil dari apa yang dikerjakan oleh ibu mereka untuk keluarga. Tak jarang, rencana yang sudah disusun untuk keluarga batal dilaksanakan karena ada tugas mendadak dan mendesak waktunya. Kecewa dari anak-anak juga  tak dapat dihindari. Namun setelah diberikan pengertian, maka kekecewaan segera sirna. Tak perlu merasa rendah atau gengsi meminta maaf ketika hari Ahad yang sudah dijanjikan batal dil...