Cerita Seorang Teman
Oleh Nuraini Ahwan Bercerita ia tentang hidupnya, sampai kepada cerita tentang anak-anaknya. Aku hanya mendengarkan seakan aku ada diposisinya. Ia memulai ceritanya hingga akhirnya ia menghentiian ceritanya. Sekali-sekali ia menghela napasnya, menyeka matanya dengan punggung tangannya. Rupanya telaga yang awalnya tenang kini bergelombang hingga akhirmya ada air meleleh di sudut telaga. Aku membiarkannya saja terus bercerita meskipun perkataannya kadang tak begitu jelas karena terbata-bata. Hingga akhirnya aku tak lagi menatapnya saat bercerita. Aku menggenggam tangannya ingin menguatkan hati seorang ibu, sebagaimana aku yang juga seorang ibu. Aku memposisikan diriku di posisi temanku itu. Ia bercerita, bagaimana sayangnya ia pada anak-anaknya. Aku percaya itu, karena aku juga sangat sayang pada anak-anakku melebihi sayangku pada diriku sendiri. Ia menangis ketika ia mengatakan dirinya menyesal karena ia tak mampu membuat anak-anaknya bahagia, ia marah pada dirinya sendiri karena ia ber...